Bismillahirrahmanirrahiim
Segala puji hanya
dipersembahkan kepada Allah, Tuhan Yang Memelihara alam semesta. Akibat yang
baik hanya bagi orangorang yang bertakwa. Semoga Allah berkenan melimpahkan
rahmat dan salam kepada penutup para nabi dan rasul pamungkas, pada segenap
keluarga dan para sahabatnya.
Ketahuilah bahwa membenci, memboikot dan
berseberangan dengan kaum muslimin adalah haram, memaki orang Islam adalah
tindakan fasiq dan memeranginya adalah tindakan kufur jika menilai tindakan
tersebut adalah halal.
Kisah mengenai Khalid ibn Walid bersama
pasukannya ketika menuju Bani Jadzimah untuk mengajak mereka masuk Islam cukup
digunakan untuk menolak pemahaman harfiah (literal) dari judul di atas. Saat
Khalid tiba di tempat mereka, mereka menyambutnya. Lalu Khalid mengeluarkan
instruksi, “Peluklah agama Islam!”. “ Kami adalah kaum muslimin,” Jawab mereka.
“ Letakkan senjata kalian dan turunlah.” Lanjut Khalid. “Tidak, demi Allah.
Karena setelah senjata diletakkan pasti ada pembunuhan. Kami tidak bisa
mempercayai kamu dan orang-orang yang bersama kamu.” Jawab mereka kembali.
“Tidak ada perlindungan buat kalian kecuali jika kalian mau turun,” Kata
Khalid. Akhirnya sebagian kaum manuruti perintah Khalid dan sisanya tercerai
berai.
Dalam riwayat lain redaksinya sbb : Ketika
Khalid tiba bertemu mereka, mereka menyambutnya. Lalu Khalid bertanya,
“Siapakah kalian? Apakah kaum muslimin atau kaum kafir?”. “Kami adalah kaum
muslimin yang menjalankan sholat, membenarkan Muhammad, membangun masjid di
tanah lapang kami dan mengumandangkan adzan di dalamnya.” Jawab mereka. Dalam
lafadz hadits, mereka tidak bisa mengucapkan Aslamnaa , akhirnya mereka
mengatakan Shoba’naa Shoba’naa. “ Buat apa senjata yang kalian bawa?,
tanya Khalid. “Ada permusuhan antara kami dan sebuah kaum Arab. Oleh karena itu
kami khawatir kalian adalah mereka hingga kami pun membawa senjata.” Jawab
mereka. “ Letakkan senjata kalian!” Perintah Khalid. Mereka pun mengikuti
perintah Khalid untuk meletakkan senjata. “Menyerahlah kalian semua sebagai
tawanan!” Lanjut Khalid. Kemudian Khalid menyuruh sebagian dari kaum untuk
mengikat sebagian yang lain dan membagikan mereka kepada pasukannya. Ketika
tiba waktu pagi, juru bicara Khalid berteriak : “Siapapun yang memiliki tawanan
bunuhlah ia!”. Maka Banu Sulaim membunuh tawanan mereka. Namun kaum Muhajirin
dan Anshor menolak perintah ini. Mereka malah melepaskan para tawanan. Ketika
tindakan Khalid ini sampai kepada Nabi SAW, beliau berkata, “ Ya Allah, saya
tidak bertanggung jawab atas tindakan Khalid.” Beliau mengulang ucapan ini dua
kali.
Ada pendapat yang menyatakan bahwa Khalid
mengira mereka mengatakan Shoba’naa Shoba’naa dengan angkuh dan menolak
tunduk kepada Islam. Hanya saja yang disesalkan Rasulullah adalah
ketergesa-gesaan dan ketidak hati-hatiannya dalam menangani kasus ini sebelum
mengatahui terlebih dulu apa yang dimaksud dengan Shoba’naa Shoba’naa.
Nabi SAW sendiri pernah mengatakan, “ Sebaik-baik hamba Allah adalah saudara
kabilah Qurays ; Khalid ibn Walid, salah satu pedang Allah yang terhunus untuk
menghancurkan orang-orang kafir dan munafik”.
Persis seperti apa yang dialami Khalid adalah
peristiwa yang menimpa Usamah ibn Zaid kekasih dan putra kekasih Rasulullah SAW
berdasarkan hadits yang diriwayatkan Al-Bukhari dari Abi Dzibyan. Abi Dzibyan
berkata, “Saya mendengar Usamah ibn Zaid berkata, “Rasulullah SAW mengirim kami
ke desa Al-Huraqah. Kemudian kami menyerang mereka di waktu pagi dan berhasil
mengalahkan mereka. Saya dan seorang laki-laki Anshar mengejar seorang
laki-laki Bani Dzibyan. Ketika kami berdua telah mengepungnya tiba-tiba ia
berkata, “La Ilaaha illallah”. Ucapan laki-laki ini membuat temanku orang
Anshor mengurungkan niat untuk membunuhnya namun saya menikamnya dan diapun
mati. Ketika kami tiba kembali di Madinah, Nabi SAW telah mendengar informasi
tentang tindakan pembunuhan yang saya lakukan. Beliau pun berkata, “ Wahai
Usamah! Mengapa engkau membunuhnya setelah dia mengatakan La Ilaaha illallah?.”
“Dia hanya berpura-pura,” Jawabku. Nabi mengucapkan pertanyaannya
berulang-ulang sampai-sampai saya berharap baru masuk Islam pada hari tersebut.
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Rasulullah
SAW berkata kepada Usamah, “Mengapa tidak engkau robek saja hatinya agar kamu
tahu apakah dia sungguh-sungguh atau berpura-pura?”. “Saya tidak akan pernah
lagi membunuh siapapun yang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah”. Kata
Usamah.
Sayyidina Ali RA pernah ditanya mengenai
kelompok-kelompok yang menentangnya, “Apakah mereka kafir?”. “Tidak,” jawab
Ali, “Mereka adalah orang-orang yang menjauhi kekufuran”. “Apakah mereka kaum
munafik?”. “Bukan, orang-orang munafik hanya sekelebat mengingat Allah sedang
mereka banyak mengingat Allah”. “Terus siapakah mereka?” Ali kembali ditanya.
“Mereka adalah kaum yang terkena fitnah yang mengakibatkan mereka buta dan
tuli”, jawab Ali.
_____________________________________
Source: Kitab Mafahim Yajibu An Tushahah