Sesama muslim adalah saudara
إنَّ اَلْحَمْدَ لِلَّهِ
نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ. وَ نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ
شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وِمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ
مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ . أَشْهَدُ أَنْ لاَ إَلَهَ
إِلاَّ اللهُ إِلَهًا وَاحِدًا، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ
اْلأَبْقَى. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى القرآن العظيم: يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ
آمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ
قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ (أَمَّا بَعْدُ) فَياَ عِبَادَ اللهِ
أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ مَنِ اتَّقَى وَخَابَ مَنْ
طَغَى.
KH. MASHUDI
Ma’asyiral Muslimin rohimakumulloh.
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji
syukur kepada Allah SWT, yang memperkenankan kita semua diberikan berbagai macam
kenikmatan sehingga insyaAllah kita sama-sama memasuki bulan yang penuh
keberkahan, bulan yang penuh kemuliaan, bulan yang penuh ampunan, yakni bulan
suci Ramdhan.
Salawat dan salam marilah kita sanjungkan
ke haribaan Nabi besar Muhammad SAW, Nabi pembawa kedamaian, Nabi yang penuh
dengan kesantunan, Nabi yang mengajarkan agar kita dapat hidup saling
berdampingan dengan rukun, akur, dan saling menghormati dengan seluruh umat
manusia. Mudah-mudahan kita semua yang hadir di tempat yang mulia ini dapat
meniru dan meneladani akhlak mulia beliau, baik dalam bertutur kata, bersikap,
dan berkeyakinan sebagai umat Islam yang mampu memberikan kasih sayang antar
sesama ciptaan Allah SWT. Amin ya rabbal alamin.
Sebagai salah satu rukun khutbah Jumat, kami berwasiat terhadap diri kami dan keluarga serta mengajak seluruh hadirin untuk senantiasa berusaha dengan semaksimal mungkin agar kita menjadi golongan yang muttaqin, orang-orang yang selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah SWT dan orang-orang yang dapat bermanfaat bagi peradaban kemanusiaan.
Ma’asyiral Muslimin rohimakumulloh.
Suatu hari sahabat Umar bin Khattab sowan
kepada Hadlaraturrasul SAW untuk mengadukan sikap sahabat Abu Bakar yang
membuatnya gelisah. “Wahai Rasulullah, aku ingin menyampaikan sikap Abu Bakar
yang membuat pikiranku tidak nyaman” kata Umar. Mendengar aduan ini, Rasulullah
berusaha menenangkan sahabat yang dicintainya “Tenangkan dirimu, damaikan
hatimu. Sekarang katakan”, seru Rasulullah kepada Umar. “Beberapa hari yang
lalu, Abu Bakar berjumpa denganku. Tetapi dia tidak mengucapkan salam padaku
sampai akulah yang mengucapkan salam kepadanya. Aku tidak tahu apa, kesalahanku
kepadanya ?”.
Rasulullah tidak ingin melihat persahabatan
kedua sahabat yang dicintainya ini renggang. Maka dipanggillah sahabat Abu
Bakar dihadapannya bersama dengan sahabat Umar dan sahabat yang lain.
Rasulullah menjelaskan kembali apa yang telah disampaikan Umar kepadanya,
kemudian sahabat Abu Bakar dengan penuh kesantunan dan kasih sayang menjawab.
“Ya Rasulullah, aku pernah mendengar engkau
bersabda; barang siapa yang mengucapkan salam terlebih dahulu kepada
saudaranya, niscaya Allah akan membangun sebuah istana di surga. Karena itu,
aku ingin surga tersebut menjadi milik sahabat Umar, sahabat yang kucintai”.
Semua sahabat yang hadir mencucurkan air
mata mendengar jawaban Abu Bakar, termasuk Sahabat Umar yang menangis dan
langsung merangkul sahabatnya yang mulia, yakni Abu Bakar.
Ma’asyiral Muslimin rohimakumulloh.
Begitulah
karakter muslim sejati, saudara seiman, sahabat dunia akhirat. Yang saling
menghargai, saling mengutamakan, dan
saling mendahulukan yang bukan urusan dunia saja tetapi juga urusan akhirat.
Para sahabat sejati seperti Umar bin Khattab dan Abu Bakar ash-Shiddiq yang
saling mengutamakan urusan-urusan akhirat.
Ma’asyiral
Muslimin rohimakumulloh.
Kita dianjurkan untuk memperbanyak
sahabat-sahabat yang bertakwa, yang beriman, karena kelak di hari kiamat,
merekalah yang memiliki syafa’at.
الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ
عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ
Teman-teman
akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali
orang-orang yang bertakwa. (QS:Azzuhruf 67)
Maksud daripada ayat ini, sahabat akrab,
teman-teman akrab dalam hal keburukan dan yang kita kumpuli bukan karena Allah,
maka kelak sahabat yang demikian ini akan menjadi musuh kita nanti di hari
kiamat. Mereka akan saling menyalahkan, karena ketika di dunia mereka
bersahabat bukan didasari karena Allah ta’ala. Sementara orang-orang yang
beriman dan bertaqwa, mereka bersahabat karena Allah dan juga berpisah karena
Allah.
Akhir-akhir ini, terdapat berbagai fenomena
yang menyedihkan. Umat islam terpecah belah, mulai dari perkotaan sampai ke
pelosok desa, mereka terkotak-kotak, mereka saling mencaci-maki, saling
menyalahkan, saling menghujat. Ketika umat islam saling bertikai, ketahuilah,
tanpa kita sadari jumlah umat Islam di Indonesia berkurang.
Pada tahun 90-an jumlah umat Islam masih
mencapai 90 % lebih, tetapi sekarang jumlah umat Islam mencapai 80% lebih
sedikit. Artinya, belasan juta muslim telah bisa dimurtadkan oleh non-muslim
(misionaris non muslim). Padahal kita lihat, dakwah kita luar biasa, majelis
ta’lim marak, majelis pengajian ramai, majelis sholawat meriah. Tetapi
sepertinya, ini semua tidak berpengaruh.
Dan tidak itu saja, disamping jumlah umat Islam menurun, kejahatan dan kemaksiatan semakin meningkat di negeri kita yang tercinta ini. Terdapat sebuah berita yang mengagumkan, di negeri Belanda yang pernah menjajah negeri kita selama 350 tahun yang lalu, pemerintahnya sekarang sedang pusing soal penjara. Karena banyak penjara yang kosong tanpa penghuni dengan kurangnya stok jumlah penjahat disana. Karena itu, mereka meminta pemerintah Norwegia untuk mengirimkan 1.000 penjahat ke negeri kincir angin untuk bisa dipenjara disana.
Ma’asyiral Muslimin rohimakumulloh.
Tentu ini sangat memprihatinkan, maka sudah
waktunya kita lebih mengutamakan persaudaraan. Bukankah umat Islam, orang-orang
yang beriman itu diibaratkan seperti sebuah bangunan.
أَلْمُؤْمِنُ
لِلْمُؤْمِن كَالْبُنْيَانِ يَصُدُّ بَعْضُكُمْ بَعْضَ
Orang-orang
yang beriman terhadap mukmin yang lain itu ibarat seperti sebuah bangunan,
saling memperkuat satu dengan yang lain.
Semestinya, dakwah itu harus saling
memperkuat, saling asah, saling asih, saling asuh. Bukannya saling gasak,
saling gesek, dan saling gosok yang bukan memperkuat malah memperlemah Islam.
Maka seharusnya, majelis pengajian dan majelis dakwah itu harus saling didasari
oleh kecintaan sesama muslim. Bukannya salah satu tanda-tanda keimanan
seseorang apabila saling mencintai sesama saudaranya sama seperti mencintai
dirinya sendiri.
لَا يُؤْمِنُ
أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
“Tidak beriman seseorang diantara kamu sehingga dia mencintai saudaranya sama dengan dia mencintai dirinya”.
Ma’asyiral Muslimin rohimakumulloh.
Maka kita berharap, kita bisa mengembalikan
‘Izzul Islam wal Muslimin (Kejayaan Islam dan Umat Islam), jangan sampai
seperti yang disabdakan oleh baginda Rasul;
سَيَأْتِى عَلَى
النَّاسِ زَمَانٌ لاَ يَبْقَى مِنَ الْإِسْلَامِ إِلَّا إِسْمُهُ وَلاَ مِنَ
الْقُرْآنِ إِلَّا رَسْمُهُ
“Kelak
akan datang sebuah zaman dimana tidak akan tersisa Islam kecuali hanya namanya
dan tidak akan tersisa Al-Qur’an kecuali tulisannya saja”.
Maka hilangkanlah kebencian diantara sesama
umat Islam. Apapun golongannya, apapun latar belakangnya, selama di dadanya tertulis
kalimat;
لَا إِلهَ إِلَّا
الله مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ الله
Mereka
adalah saudara. Semoga bisa
bermanfaat.
إِنَّ أَحْسَنَ
الْكَلَامِ كَلَامُ اللهِ الْمَلِكُ الْمَنَّانُ وَبِالْقَوْلِ يَهْتَدُ
الْمُرْتَضُوْنَ مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ
أَسآءَ فَعَلَيْهَا وَمَارَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيْدِ
بَارَكَ اللهُ لِي
وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ مِنَ اْلأٓيَةِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ
هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَاسْتَغْفِرُوْا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ
الرَّحِيْمُ
Khutbah
II
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا
بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ الْمَتِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاُه نَسْتَعِيْنُ.
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً
لِلْعَالَمِيْنَ. اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى
اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا ,اَمَّا بَعْدُ;
فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى .وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ
بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ. وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ
اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ
آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ
وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ
الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ
الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ
اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ
وَاْلاَمْوَاتِ. اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ
الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ
مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ
اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اَللَّهُمَّ
افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَّا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ
الْفَاتِحِيْنَ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ
وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ
عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ
عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى
اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا
اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ
اْلخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ
وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ
وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ
اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ
اللهِ اَكْبَرْ
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
0 comments:
Posting Komentar