Bulan puasa bulan mawas diri
الْحَمْدُ
للهِ الَّذِيْ إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَلَهُ نُصَلِّى وَنَسْجُدُ وَإِلَيْهِ نَسْعَى
وَنَحْفِدُ، نَرْجُوْ رَحْمَتَهُ وَنَخْشَى عَذَابَهُ إِنَّ عَذَابَهُ الْجِدَّ
بِالْكُفَّارِ مُلْحَقٌ. أَشْهَدُ أن لاَّ إِلَهَ إِلاًّ اللهُ وَحْدَهُ
لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ
وَلاَ رَسُوْلَ بَعْدَهُ، قَدْ أَدَّى اْلأَمَانَةَ وَبَلَّغَ الرِّسَالَةَ
وَنَصَحَ اْلأُمَّةَ وَجَاهَدَ فِيْ سَبِيْلِهِ حَقَّ جِهَادِهِ ,أَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلى سَيِّدِنَا
وَحَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا مُحمَّدٍ, سَيِّدِ المُرْسَلِيْن, وَإِمَامِ
الْمُهْتَدِيْن وَ قَائِدِ الْمُجَاهِدِيْن, وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
أَجْمَعِيْن. رَبِّ
اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ وَيَسِّرْ لِيْ أَمْرِيْ وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِيْ
يَفْقَهُوْا قَوْلِيْ.
أَمَّا بَعْد.
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ
ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ
مُّسْلِمُوْنَ. وَقَالَ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ
خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا
رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ
وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. وَقَالَ: وَتَزَوَّدُوْا
فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى.
وَقَالَ
النَّبِيُ : اِتَّقِ اللهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ
تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بَخُلُقٍ حَسَنٍ.
Ma’asyiral Muslimin rohimakumulloh.
Sebagai pembukaan, izinkan
saya mengajak diri saya sendiri, keluarga saya, serta seluruh hadirin sekalian
yang mendengarkan khutbah ini, marilah kita bersama-sama meningkatkan rasa
takut dan taqwa kita kepada Allah Subḥānahu wa Ta‘ālā, dengan menjauhi segala
larangan-Nya dan melaksanakan segala perintah-Nya.
فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ
ٱلْمُشْرِكِينَ
Maka
sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan
(kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.(QS. Al-Hijr : 94).
Bulan puasa adalah bulan paling tepat untuk memawas
diri. Bulan bermuhasabah menghitung
kekurangan dan kesalahan diri. Pada dasarnya manusia memiliki potensi diri
untuk mengenal Allah yang Maha Ghaib, bahkan berkomunikasi denganNya. Kenyataan
inilah yang terjadi dengan Bapak kita Adam Alaihis Salam sebelum terjerembab
dalam godaan syaitan dengan memakan buah khuldi yang terlarang. Maka setelah
kejadian itu Allah swt menurunkan tirai ghaib, sehingga manusia terasa susah
mengenal Allah Yang Maha Ghaib, apalagi berkomunikasi denganNya. Padahal
kewajiban pertama manusia menurut aqidah adalah mengenal Allah swt.
Puasa merupakan salah satu bentuk ibadah yang mempunyai
sejarah yang sangat panjang. Sebelum Allah swt mewajibkan puasa kepada umat nabi
muhammad Rasulullah saw, puasa telah ada sejak umat-umat terdahulu. Meskipun
waktu dan pelaksanaan puasa mereka berbeda dengan puasa umat muslim, seperti
kita sekarang ini yang harus dibatalkan ketika matahari terbenam dan kembali
puasa bersama terbitnya fajar(matahari) yang berturut-turut selama satu bulan, sebagai
mana Nabi Daud as, beliau melaksanakan puasa dalam waktu setengah tahun secara
bergantian. Artinya satu hari puasa dan satu hari berbuka.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ
الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan
atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar
kamu bertakwa (QS.Al-Baqarah:183)
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, ia berkata bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan padanya:
أَحَبُّ الصَّلاَةِ إِلَى اللَّهِ صَلاَةُ دَاوُدَ – عَلَيْهِ السَّلاَمُ –
وَأَحَبُّ الصِّيَامِ إِلَى اللَّهِ صِيَامُ دَاوُدَ ، وَكَانَ يَنَامُ نِصْفَ
اللَّيْلِ وَيَقُومُ ثُلُثَهُ وَيَنَامُ سُدُسَهُ ، وَيَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ
يَوْمًا
Sebaik-baik shalat di sisi Allah adalah
shalatnya Nabi Daud ‘alaihis salam. Dan sebaik-baik puasa di sisi Allah adalah
puasa Daud. Nabi Daud dahulu tidur di pertengahan malam dan beliau shalat di
sepertiga malamnya dan tidur lagi di seperenamnya. Adapun puasa Daud yaitu
puasa sehari dan tidak berpuasa di hari berikutnya. (HR. Bukhari) Dalam Riwayat
lain dikatakan:
لاَ صَوْمَ فَوْقَ
صَوْمِ دَاوُدَ ، شَطْرَ الدَّهْرِ ، صِيَامُ يَوْمٍ ، وَإِفْطَارُ يَوْمٍ
Tidak ada puasa yang lebih afdhol dari
puasa Daud. Puasa Daud berarti sudah berpuasa separuh tahun karena sehari
berpuasa dan sehari tidak berpuasa. (HR. Bukhari dan Muslim)
Sebenarnya lemahnya fisik yang timbul saat mengerjakan puasa
merupakan kondisi yang sangat bagus untuk mendekatkan diri kepada Allah. Karena
dengan fisik yang lemah, akan surutlah segala macam keinginan dan hawa nafsu
manusiawi. Lalu ketika manusia sudah terbebas dari nafsu, maka ia akan menjadi
suci dan mudah berkomunikasi dengan Allah swt Yang Maha Suci. Berpuasa yang
menjadikan lemahnya fisik, merupakan jalur termudah untuk membunuh dan
mengurangi nafsu yang secara otomatis bisa dimanfaatkan untuk mempermudah diri
mendekati Allah swt. Karena itu puasa hendaknya benar-benar dijadikan momentum
melaparkan diri agar terasa lemas. Janganlah puasa selalu diisi dengan tidur
karena tidur akan menghilangkan rasa lapar.
Puasa Ramadhan juga merupakan kesempatan penambahan daya keimanan kita.
Karena sesungguhnya dalam puasa terdapat dua peristiwa yang luar biasa yaitu
Nuzulul Qur’an dan Laylatul Qadar. Sesungguhnya kedua hal ini merupakan
peristiwa besar yang sama-sama berhubungan dengan keimanan, yaitu iman kepada
yang ghaib. Bukankah Malaikat Jibril yang datang membawa wahyu pertama adalah
makhluk mulia yang tercipta dari cahaya dan tidak bisa diindrai oleh mata
biasa?, bukankah ayat pertama yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw masih
berupa bunyi, bukan al-qur’an yang tercetak secara fisik.
Sementara itu laylatul qadar yang merupakan momen diturunkannya al-qur’an
oleh Allah dari Lauhil mahfudh ke baitul izzah benar-benar terjadi tidak di
alam nyata dunia ini yang kita tempati. Tetapi di suatu ruang mulia yang hanya
Allah lah yang mengetahuinya. Dan hanya Allah pula yang tahu pola penurunannya
serta waktunya, sehingga manusia hanya bisa memprediksi di malam-malam ganjil dari sepuluh malam terakhir
bulan Ramadhan. sebagaimana Allah telah menetapkan dalam fimannya bahwa malam
lailatu qodar lebih baik dari seribu bulan.
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ ﴿١﴾
وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ ﴿٢﴾ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ
أَلْفِ شَهْرٍ ﴿٣﴾ تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ
مِنْ كُلِّ أَمْرٍ ﴿٤﴾ سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ ﴿٥﴾
1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam
kemuliaan.
2. Dan tahukah kamu Apakah malam kemuliaan itu?
3. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
4. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril
dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
5. Malam itu (penuh) Kesejahteraan sampai terbit fajar. (QS.
Al Qadar: 1-5)
Malam kemuliaan dikenal dalam bahasa Indonesia dengan malam
Lailatul Qadr Yaitu suatu malam yang penuh kemuliaan, kebesaran, karena pada
malam itu permulaan turunnya Al Quran. Pada malam itu para malaikat Allah swt. turun
ke bumi guna mendoakan dan mengitari orang-orang yang sedang membacakan Al
Qur’an, mereka juga akan mengitari orang-orang yang berada dalam majelis
dzikir, mereka juga akan mengitari orang-orang yang berada dalam majelis ilmu.
Dan malaikat akan meletakkan sayap-sayap mereka pada penuntut ilmu karena
malaikat sangat mengagungkan mereka.
Sebagai penutup, mudah-mudahan Allah memberikan kita ridho, petunjuk
dan hidayahnya, memberi kita nikmat berkomunikasi langsung dengannya dan
memudahkan kepada kita mendapat nikmat lailatul qadarnya.
Amin Allohumma ...Amiin.
اَعُوْذُ باِلله مِنَ الشَّيْطاَنِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ الله الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ.
إِنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۚ
وَإِنْ تُؤْمِنُوا وَتَتَّقُوا يُؤْتِكُمْ أُجُورَكُمْ وَلَا يَسْأَلْكُمْ
أَمْوَالَكُمْ
باَرَكَ اللهُ ليِ وَلَكُمْ فيِ ْالقُرْآنِ
اْلعَظِيْمِ – وَنَفَعَنيِ وَإِياَّكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ
اْلحَكِيْمِ – وَتَقَبَّلَ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ
السَّمِيْعُ اْلعَلِيْم – أَقُوْلُ قَوْليِ هَذَا وَاسْتَغْفُرُ اللهَ اْلعَظِيْم
ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ اْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَات وَاْلمُؤْمِنِيْنَ
وَاْلمُؤْمِنَات فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمِ.
Khutbah
II
َلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ
وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ
وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ.
وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى
اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى
اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا ,اَمَّا بَعْدُ;
فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى .وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ
بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ. وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ
اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ
آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ
مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ
اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان
وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي
التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ
بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ
وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ
الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ
مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ
اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ
عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ
وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا
خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ
اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً
وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ
لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا
بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ
وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ
اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ
اللهِ اَكْبَرْ
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
0 comments:
Posting Komentar