Tiap kali menjelang malam pergantian tahun (Kalender
Masehi), milyaran orang di penjuru dunia
merayakannya. Tiupan terompet, pesta kembang api, hingar bingar pertunjukkan musik, pesta pora
di hotel-hotel berbintang atau tempat
wisata, hingga ucapan "Selamat Tahun Baru" atau "Happy New
Year" berkumandang di mana-mana.
Tapi, tak banyak yang mengetahui sejarah di balik perayaan
tahun baru masehi ini. Apa sebenarnya
dasar penentuan perayaan tahun baru.
Tahun baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45
SM. Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan
sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk
mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM. Dalam mendesain
kalender baru ini, Julius Caesar dibantu
oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskkitariyah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat
dengan mengikuti revolusi matahari,
sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir.
Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365
seperempat hari dan Caesar menambahkan
67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46
SM dimulai pada 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap
empat tahun, satu hari ditambahkan
kepada bulan Februari, yang secara teoritis
bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. Tidak lama sebelum Caesar terbunuh di tahun 44 SM, dia
mengubah nama bulan Quintilis dengan
namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius
Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan
Agustus.
Saat ini, tahun baru 1 Januari telah dijadikan sebagai salah
satu hari suci umat Kristen. Namun
kenyataannya, tahun baru sudah lama menjadi
tradisi sekuler yang menjadikannya sebagai hari libur umum nasional untuk semua warga Dunia.
Pada mulanya perayaan ini dirayakan baik oleh orang Yahudi
yang dihitung sejak bulan baru pada
akhir September. Selanjutnya menurut kalender
Julianus, tahun Romawi dimulai pada tanggal 1 Januari. Paus
Gregorius XIII mengubahnya menjadi 1
Januari pada tahun 1582 dan hingga kini
seluruh dunia merayakannya pada tanggal tersebut.
Tahun Masehi sebenarnya
berhubungan dengan keyakinan agama Kristen. Masehi adalah nama lain
dari Isa Al Masih. Menurut catatan
Encarta Reference Library Premium 2005,
orang yang pertama membuat penanggalan kalender Masehi adalah seorang kaisar Romawi yang terkenal bernama Gaisus
Julius Caesar. Itu dibuat pada 45 SM,
jika menggunakan standar tahun yang dihitung mundur dari kelahiran Yesus. Namun dalam perkembangannya,
ada seorang pendeta Kristen bernama
Dionisius yang kemudian memanfaatkan penemuan kalender Julius
Caesar untuk diadobsi sebagai
penanggalan yang didasarkan pada tahun kelahiran Yesus Kristus. Itulah sebabnya penanggalan
tahun setelah kelahiran Yesus Kristus
diberi tanda AD (bahasa Latin: Anno Domini yang berarti in the year of our lord) alias Masehi. Sementara
untuk jaman prasejarahnya disematkan BC
(Before Christ) alias SM (Sebelum Masehi). Kemudian Pope (Paus) Gregory III
memoles kalender yang sebelumnya dengan
beberapa modifikasi dan kemudian mengukuhkannya sebagai sistem penanggalan yang harus digunakan oleh seluruh
Eropa, bahkan kini seluruh negara di
dunia dan berlaku umum bagi siapa saja. Kalender Gregorian yang kita kenal sebagai kalender Masehi
dibuat berdasarkan kelahiran Yesus
Kristus dalam keyakina Kristen;The Gregorian calendar is also called the Christian calendar because it uses
the birth of Jesus Christ as a starting
date;.
Keterangan dalam Encarta Reference Library Premiun 2005. Di jaman Romawi, pesta ulang
tahun baru adalah untuk menghormati Dewa
janus (Dewa yang digambarkan bermuka dua). Kemudian perayaan ini
terus dilestarikan dan menyebar ke Eropa
pada abad permulaan Masehi. Seiring
muncul dan berkembangnya agama Kristen, akhirnya perayaan ini diwajibkan oleh para pemimpin gereja sebagai suatu
perayaan &satu paket dengan hari
Natal. Itulah mengapa ucapan Natal dan Tahun baru dijadikan satu (Merry Christmas and Happy New Year
Perayaan
Tahun Baru Zaman Dulu
Seperti kita ketahu, tradisi perayaan tahun baru di beberapa
negara terkait dengan ritual keagamaan
atau kepercayaan mereka yang tentu saja
sangat bertentangan dengan Islam. Contohnya di Brazil. Pada tengah malam setiap tanggal 1 Januari, orang-orang Brazil
berbondong-bondong menuju pantai dengan
pakaian putih bersih. Mereka menaburkan bunga di laut, mengubur mangga, pepaya dan semangka di pasir
pantai sebagai penghormatan terhadap
sang dewa Lemanja—Dewa laut yang terkenal dalam legenda negara Brazil.
Seperti halnya di Brazil, orang Romawi kuno pun saling
memberikan hadiah potongan dahan pohon
suci untuk merayakan pergantian tahun. Belakangan, mereka saling memberikan kacang atau koin
lapis emas dengan gambar Janus, dewa
pintu dan semua permulaan. Menurut sejarah, bulan Januari diambil dari nama dewa bermuka dua ini (satu
muka menghadap ke depan dan yang satu
lagi menghadap ke belakang).
Sedangkan menurut kepercayaan orang Jerman, jika mereka
makan sisa hidangan pesta perayaan New
Year’s Eve di tanggal 1 Januari, mereka percaya tidak akan kekurangan pangan selama
setahun penuh. Bagi orang kristen yang
mayoritas menghuni belahan benua Eropa, tahun baru masehi dikaitkan dengan kelahiran Yesus Kristus atau
Isa al-Masih, sehingga agama Kristen
sering disebut agama Masehi. Masa sebelum Yesus lahir pun disebut tahun Sebelum Masehi (SM) dan sesudah
Yesus lahir disebut tahun Masehi.
Yunani, buah delima yang menurut orang yunani melambangkan
kesuburan dan kesuksesan ditebarkan di
pintu rumah, kantor dan took took sebagai
simbol doa untuk mendapatkan kemakmuran sepanjang tahun. Italia,
disalah satu kotanya, tepatnya Naples,
pada pukul 00 tepat pada malam
pergantian tahun, masyarakat disana akan membuang barang barang
yang sudah usang dan tidak terpakai di
jalanan. Spanyol, masyarakat spanyol
tepat pada malam pergantian tahun akan memakan anggur sebanyak 12
biji, jumlah yang hanya 12 melambangkan
harapan selama 12 bulan kedepan. Jepang,
di jepang, masyarakat disana merayakan tahun barunya dengan memakan 3 jenis makanan sebagai simbol yaitu
telur ikan melambangkan kemakmuran, ikan
sarden asap melambangkan kesuburan tanah dan manisan dari tumbuhan laut yang melambangkan
perayaan.
Korea, pada malam
pergantian tahun masyarakat disana menikmati kaldu daging sapi yang dicampur dengan potongan telur dadar dan
kerupuk nasi atau yang biasa disebut
thuck gook.
Pada tanggal 1 Januari orang-orang Amerika mengunjungi
sanak-saudara dan teman-teman atau
nonton televisi: Parade Bunga Tournament of Roses sebelum lomba football Amerika Rose Bowl
dilangsungkan di Kalifornia; atau Orange
Bowl di Florida; Cotton Bowl di Texas; atau Sugar Bowl di Lousiana. Di Amerika Serikat, kebanyakan
perayaan dilakukan malam sebelum tahun
baru, pada tanggal 31 Desember, di mana orang-orang pergi ke pesta atau menonton program televisi dari
Times Square di jantung kota New York,
di mana banyak orang berkumpul. Pada saat lonceng tengah malam berbunyi, sirene dibunyikan, kembang
api diledakkan dan orang-orang
meneriakkan ;Selamat Tahun Baru dan menyanyikan Auld Lang Syne.Di negara-negara lain, termasuk
Indonesia? Sama saja!
Perayaan tahun baru Masehi biasanya dirayakan sangat meriah
bahkan ada yang sengaja melupakan
sejenak persoalan hidup yang berat untuk sekedar merayakan pergantian tahun: old and new.
Tradisi yang dilakukan selalu rutin:
meniup terompet dan menyalakan kembang api pada saat detik jarum jam tepat di angka 12 atau pada jam digital
menunjukkan kombinasi angka;00.00.
0 comments:
Posting Komentar