Slide 1

Go to reading quran.

Slide 2

Bolehkah melihat kemaluan pasangan.

Slide 3

Bolehkah Suami menyusu istri.

Slide 4

Hadiah Fatekhah dan Tahlilan.

Slide 5

Bolehkan Ibu Hamil Ziarah Kubur.

Tampilkan postingan dengan label artikel. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label artikel. Tampilkan semua postingan

11 Januari 2016

Fadhilah Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.


Sesungguhnya Allah dan Malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya dengan sungguh-sungguh (Q.S. Al-Ahzab ayat 56)

Semua sudah maklum, bahwa shalawat memiliki berbagai macam fadlilah (keutamaan). Diantaranya adalah hadis riwayat Amr ibn Ash


عَنْ عَبْدِاللهِ بْنِ عَمْرٍو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا اَنَّهُ سَمِعَ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا رواه مسلم ،

Sesungguhnya Amr bin Al Ash RA mendengar Rosulullah SAW bersabda “Barang siapa yang membaca shalawat sekali saja, Allah SWT akan memberi rahmat padanya sebanyak sepuluh kali” 
Dalam kitab Al Fawaid Al Mukhtaroh, Syaikh Abdul Wahhab Asy Sya’roni meriwayatkan bahwa Abul Mawahib Asy Syadzily berkata


رَأَيْتُ سَيِّدَ الْعَالَمِيْنَ صَلَّى اللهُ  عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  فَقُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ صَلاَةُ اللهِ عَشْرًا لِمَنْ صَلَّى عَلَيْكَ مَرَّةً وَاحِدَةً هَلْ ذَلِكَ لِمَنْ حَاضَرَ الْقَلْبَ ؟
Aku pernah bermimpi bertemu Baginda Nabi Muhammad SAW, aku bertanya “Ada hadis yang menjelaskan sepuluh rahmat Allah diberikan bagi orang yang berkenan membaca shalawat, apakah dengan syarat saat membaca harus dengan hati hadir dan memahami artinya?”


قَالَ لاَ، بَلْ هُوَ لِكُلِّ مُصَلٍّ عَلَيَّ وَلَوْ غَافِلاً
Kemudian Nabi menjawab “Bukan, bahkan itu diberikan bagi siapa saja yang membaca shalawat meski tidak faham arti shalawat yang ia baca”
Allah Ta’ala memerintahkan malaikat untuk selalu memohonkan do’a kebaikan dan memintakan ampun bagi orang tersebut. Terlebih jika ia membaca dengan hati hadir, pasti pahalanya sangat besar, hanya Allah yang mengetahuinya.
Bahkan, ada sebuah keterangan apabila kita berdo’a tidak dimulai dengan memuja Allah Ta’ala, tanpa membaca shalawat, kita disebut sebagai orang yang terburu-buru.


عن فَصَالَةَ بن عُبَيدْ رضى الله عنهما قَالَ سَمِعَ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم رَجُلاً يَدْعُوْ فِىْ صَلاَتِهِ لَمْ يَحْمَدِ اللهَ تَعَالَى وَلَمْ يُصَلِّ عَلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم عَجَّلَ هَذَا،
Baginda Nabi mendengar ada seseorang yang sedang berdo’a tapi tidak dibuka dengan memuja Allah ta’ala dan tanpa membaca shalawat, Nabi berkata “orang ini terburu-buru”


ثُمَّ دَعَاهُ فَقَالَ لَهُ اَوْ لِغَيْرِهِ اِذَا صَلَّى اَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِتَحْمِيْدِ رَبِّهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى وَالثَّنَاءِ عَلَيْهِ ثُمَّ يُصَلِّى عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ يَدْعُوْ بَعْدُ بِمَا شَاءَ، رواه ابو داود والترمذى وقال حديث صحيح.
Kemudian Baginda Nabi mengundang orang itu, lalu ia atau orang lainnya dinasehati “jika diantara kalian berdo’a, maka harus diberi pujian kepada Allah SWT, membaca shalawat, lalu berdoalah sesuai dengan apa yang dikehendaki”

Apalagi jika bertepatan pada hari Jum’at, maka perbanyaklah membaca shalawat di dalamnya.


قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إِنَّ مِنْ اَفْضَلِ اَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَاَكْثِرُوْا عَلَيَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِيْهِ فَاِنَّ صَلاَتَكُمْ مَعْرُوْضَةٌ عَلَيَّ رواه ابو داود.
Sabda Rasulullah SAW “Hari yang paling mulia adalah hari Jum’at, maka perbanyaklah shalawat di hari itu, karena shalawat kalian dihaturkan kepangkuanku”.

Ulama’ sepakat bahwa shalawat pasti diterima, karena dalam rangka memuliakan Rasulullah SAW. Ada penyair yang berkata
 
أَدِمِ الصَّلاَةَ عَلَى مُحَمَّدٍ    فَقَبُوْلُهَا حَتْمًا بِغَيْرِ تَرَدُّدٍ
أَعْمَالُنَا بَيْنَ الْقَبُوْلِ وَرَدِّهَا  اِلاَّ الصَّلاَةَ عَلَى النَّبِيِّ مُحَمَّدٍ
Bacalah shalawat selalu, sebab shalawat pasti diterima.
Adapun amal yang lain mungkin saja diterima dan mungkin ditolak, kecuali shalawat. Shalawat pasti diterima.
Supaya doa berhasil dan terkabul maka saat berdoa kita harus dengan adab dan tata cara yang tepat yaitu dimulai dengan memuji Allah SWT dan membaca shalawat.
 ______________
Sumber :  yi Shofie Baedlowi

Share:

Menambah amal ketika telah mati

Orang mati tidak mungkin bisa kembali lagi. Sebagaimana tidak mungkinnya orang mati menambah amal sebagai revisi atas amal yang telah diperbuatnya selama hidup. Karena sedari masa hidupnya telah diingatkan bahwa ‘ad-dunya mazra’atul akhirat’. itu artinya, masa hidup merupakan momentum penanaman dan masa mati adalah waktu untuk memanen. Maka janganlah mengharap untuk menambah amal ketika telah mati, nikmati saja hasil dari amal ketika hidup.

Diantara bentuk tanaman yang bisa diunduh saat mati adalah apa yang pernah dikatakan Rasulullah saw dalam hadits yang terkenal:


إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

"Apabila manusia meninggal dunia, terputuslah segala amalannya, kecuali dari tiga perkara: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak shaleh yang mendoakannya". [HR. Muslim, Abu Dawud dan Nasa’i]






Sesungguhnya tiga hal ini tidaklah bersifat paten apa adanya, tetapi dapat dimaknai sebagai sebuah inti yang dapat dikembangkan. Misalkan dalam konteks ilmu yang manfaat, sesungguhnya seseorang yang berilmu kemudian meninggal dan ilmunya itu telah disebarkan ke pada murid-muridnya maka ketika sang murid beramal, sang gurupun mendapat bagiannya. Demikian pula dengan amal jariyah dan anak shaleh.
 

عن سفيان عمن سمع من انس ابن مالك رضي الله تعالى عنه يقول قال رسول  الله صلى الله عليه وسلم إن الأعمال الأحياء تعرض على عشائرهم وعلى أبائهم  من الأموات فإن كان خيراً حمدوا الله تعالى واستبشروا وإن يروا غير ذلك قالوا: اللهم لا تمتهم حتى تهديهم هداية فقال عليه السلام يؤذى الميت فى قبره كما يؤذى فى حياته قيل ما ايذاء الميت قال عليه السلام ان الميت لايذنب ولايتنازع ولايخاصم احدا ولايؤذى جارا الا انك ان نازعت احدا لابد ان يستمك ووالديك فيؤذيان عند الاسأة وكذالك يفرحان عند الاحسان فى حقهما.

Dari Sufyan, ia dari seseorang yang pernah mendengar Anas bin Malik R.A. ia berkata. Rasulullah saw bersabda “sesungguhnya amal-amal mereka yang masih hidup itu bisa disodorkan kepada keluarga dan ayah-ayahnya yang sudah meninggal. Jika amal tersebut baik maka mereka merasa gembira dan memuji Allah swt. tapi jika amal tersebut buruk, maka mereka (para mayit) berdoa “ Ya Allah janganlah kau tutup usianya sebelum mereka Kau beri petunjuk”. Kemudian Rasulullah saw bersabda “ mayyit yang ada di dalam kubur itu juga merasa sakit, apabila ia disakiti. Seperti halnya ia masih hidup”.  “bagaimana caranya menyakitkan mayyit” demikian beliau ditanya. “apabila engkau bersengketa dengan seseorang, kemudian seseorang tersebut mencacimu dan mencaci kedua orang tuamu(yang sudah meninggal). Nah, sekarang mayyit yang sama sekali tidak merasa berdosa dan bersengketa, bersitegang urat saraf kepada seseorang serta tidak merasa menyakitkan hati tetangga, turut juga terkena cacian dari seseorang. Jadi dia merasa di sakitkan hatinya jika diperbuat jelek. Juga begitu sebaliknya, dia merasa bergembira ria andaikata diperbuat bagus”

Demikianlah sesungguhnya amal seseorang di dunia ini sangat erat hubungannya dengan nasib orang tua yang telah meninggal. Karena mereka turut merasakan akibat yang ditimbulkan dari kelakuan anak-anaknya yang hidup.
Share:

Ketahuilah Orang Mati Dapat Melihat Keadaan Orang Yang Masih Hidup

Dalam salah satu kitab (buku) yang membahas hal ini, buku berjudul "Ar-Ruh", penulisnya, Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah membeber banyak dalil bahwa orang yang telah meninggal dunia tahu jika diziarahi dan menjawab salam jika disalami. Sebuah hadits dari Nabi menjelaskan: "Jika seseorang berziarah kepada makam saudaranya, dan duduk dekat pusara saudaranya itu, maka saudaranya yang telah meninggal itu akan merasa tenang dan menjawab salamnya, sampai orang tadi berdiri pergi meninggalkan pemakaman".
 
Bahkan di halaman-halaman berikutnya Ibnu Qoyyim menjelaskan banyak pendapat sekaligus dalil bahwa perbuatan dan tindakan orang-orang yang masih hidup disiarkan secara live kepada kerabatnya yang telah meninggal dunia; jika mereka melihat amal keluarganya itu bagus, mereka akan gembira dan bahagia.
 
Ibnu Qoyyim mengklasifikasikan ruh menjadi dua:
- Ruh yang disiksa
- Ruh yang bergelimang nikmat
 
Ruh-ruh yang disiksa, tersibukkan oleh siksaan yang dialaminya sehingga tidak sempat saling bertemu atau berkunjung. Sedangkan ruh yang mendapat nikmat, dalam keadaan bebas tidak ditahan sehingga bisa ke mana saja untuk saling berkunjung, bahkan memperbincangkan masa lalu mereka saat hidup di dunia.
 
Lalu, apakah ruh-ruh orang yang meninggal bisa bertemu dengan yang masih hidup?
 
Kata Ibnu Qoyyim, bisa, melalui mediasi dunia mimpi saat orang yang masih hidup sedang tidur, saling bicara, ngobrol tentang apa saja, bahkan tentang yang terjadi di dunia, dan cerita soal ini sangat banyak sekali kita dengar. Salah satunya terjadi di zaman Nabi, dialami oleh sahabat-sahabat beliau.
 
Diceritakan, dua sahabat Nabi yang saling berteman karib, Auf bin Malik dan Sha'b bin Jutsamah, keduanya membuat kesepakatan, jika salah satu dari keduanya meninggal duluan, maka jika bisa, yang meninggal harus datang di mimpi yang masih hidup.
 
Beberapa waktu kemudian Sha'b meninggal, dan dia datang ke mimpi Auf, Auf pun melihatnya di mimpi dan keduanya mulai berbincang.
"Apa yang kau alami di sana?" Tanya Auf.
"Diampuni dosa-dosaku, alhamdulillah," jawab Sha'b. 

Hanya saja Auf melihat bercak hitam di leher Sha'b.
"Apa ini?" Tanya Auf.
"Oh, ini sebab hutangku pada seorang yahudi, 10 Dinar, belum aku bayar, tolong bayarkan, uangnya ada di kotak di rumahku, tempatnya di sudut." Kata Sha'b.
"Auf, aku beri tahu kamu, semua kabar keluargaku sepeninggalku, seluruhnya sampai padaku, bahkan kucing kami yang barusan mati beberapa hari lalu," lanjut Sha'b menutup pertemuan itu.
 
Setelah itu Auf terbangun dengan penuh ketakjuban, dan segera bergegas ke rumah sahabatnya untuk membuktikan apakah mimpi itu benar. Sesampai di rumah sang sahabat, ternyata apa yang dikatakan di mimpi tadi benar. Uang 10 Dinar juga ditemukan di sebuah kotak di sudut rumah, dan oleh Auf diambil untuk dibayarkan pada Yahudi tadi.
 
Namun Auf bertanya pada Yahudi tadi apa benar Sha'b berhutang padanya 10 Dinar dan belum sempat dibayar? Yahudi tadi membenarkan jika Sha'b berhutang padanya.
 
Setelah itu Auf kembali ke rumah Sha'b, dan bertanya pada Istri Sha'b, apakah terjadi sesuatu di rumah ini? Istri Sha'b menjawab, tidak terjadi apa-apa, kecuali kucing yang mati beberapa hari lalu.
 
Oke, sekarang, apa mungkin menghadiahkan pahala amal ke orang yang telah meninggal?
Kenapa tidak? 

Haji atas nama orang meninggal (Haji Badal) saja bisa, yang artinya pahalanya tentu buat orang tadi. Begitupula amal yang lain semisal shalat, puasa, umroh, bacaan qur'an, sedekah, dan doa, semuanya bisa dengan niat melakukan amal-amal itu untuk dihadiahkan pada ruh orang yang telah meninggal, dan pahala itu sampai kepada mereka atas izin Allah sebagai sebuah parcel yang sangat berharga. 

Tentang ini dijelaskan juga secara rinci dan panjang lebar dengan dalil-dalil shahih oleh Ibnu Qoyyim di kitabnya tadi, "Ar-Ruh".
 
Soal ruh memang penuh misteri, hanya sedikit pengetahuan kita tentang inti seluruh makhluk hidup itu. Sebagian tentang ruh dari sisi lain pernah juga aku ungkap di salah satu bukuku, "Bengkel Jiwa" (Hasfa Publisher, Agustus 2011).

(Yas-alunaka anir ruh, qul-ir ruh min amri Robbi, wa maa utitum minal ilmi illa qolila) Mereka bertanya kepadamu tentang ruh, katakan bahwa ruh adalah urusan Tuhanku, dan kalian tidak diberi pengetahuan tentangnya kecuali sedikit saja.

________________
Sumber : alawyaly.blogspot.com

Share:

08 Januari 2016

Pergaulan Wanita Muslim

Bismillahirrahmanirrahim 
Segala puji hanya dipersembahkan kepada Allah, Tuhan Yang Memelihara alam semesta. Akibat yang baik hanya bagi orang­orang yang bertakwa. Semoga Allah berkenan melimpahkan rahmat dan salam kepada penutup para nabi dan rasul pamungkas, pada segenap keluarga dan para sahabatnya.
Setiap manusia membutuhkan pergaulan. Dan Islam mengatur pergaulan bai kaum muslimah dengan pergaulan yang suci, aman dan mulia. Karena syetan berusaha menghancurkan keimanan kaum muslimah dengan segala tipuannya. Yang paling banyak menyelewengkan wanita dari agama dalam hal pergaulan adalah ajakan mereka mengenai kebebasan wanita, emansipasi, dan sebagainya. Ditambah lagi dengan suapan-suapin globalisasi, yang bertirukan budaya-budaya Barat. Sehingga seolah-olah dipaksa kaum muslimah untuk keluar dari budaya Islam yang aman dan bijaksana. 
        Untuk itu Rasulullah saw mengingatkan kaum lelaki: “Berhati-hatilah kamu berkhalwat dengan wanita. Demi diriku yang berada di tangan-Nya, tidak akan pernah seorang lelaki yang berduaan dengan seorang wanita, melainkan syetan akan masuk diantara mereka. Seorang lelaki yang mendapat dengan babi yang penuh dengan lumpur, masih lebih baik daripada ia merapat dengan para wanita yang tidak halal baginya”. (Thabrani)
Islam yang bijaksana tahu persis bahaya dan akibat pergaulan yang tidak tertera dalam kehidupan individu dan umat, tatkala dorongan birahi sudah memuncak. Karena syari’at Islam sudah membuat berbagai cara penanggulangan dan proteksi, yang bisa menghalangi terlepasnya hasrat birahi  dari pagarnya. Maka Islam menaruh perhatian terhadap penguatan ketakutan kepada Allah pada diri manusia, dengan memperkuat fitrah rasa malu, agar perasaan ini bisa menjadi pengontrol secara internal. Islam juga mensyariatkan hijab pada wanita agar dia menutupi keindaha dirinya dari lelaki, meminta izin tatkala memasuki suatu rumah, menyuruhnya agar menundukan pandangan mata, baik dari lelaki maupun wanita, melarang bergaul bebas antara laki-laki dan wanita, memperingatkan wanita bepergian tanpa disertai mahram, dan memberi hukuman bagi orang yang melanggar larangan ini.
Ditulis dalam Nailul Authar, bab ‘Larangan Berkhalwat dengan Wanita bukan Mahram’ : Berkhalwat dengan wanita lain sudah disepakati oleh para ulama tentang pengharamannya, sebagaimana hal ini telah dikisahkan Al-Hafizh di dalam Al-Fath. Alasan pengharaman tersebut, karena apa yang disebut di dalam hadits tentang keberadaan syetan sebagai orang ketiga dari keduanya, yang bisa menyeret keduanya kedalam kedurhakaan. Namun jika khalwat disertai oleh mahram, itu dibolehkan, karena kemungkinan terjadinya kedurhakaan bisa dicegah karena kehadiran mahram tersebut.
Sebab tabiat kekerabatan ini cendrung mendorong laik-laki lebih berani memasuki twmpat wanita, karena beralasan adnya hubungan kerabat. Sehingga mereka berani mengetuk pintu, baik pada siang maupun malam hari, baik pada kepentingan ataupun tidak ada. Tetapi justru tidak jarang bisa merenggangkan hubungan kerabat atau bahkan perceraian. Lukman berwasiat kepada anak laki-lakinya. “Takutlah kamu terhadap wanita yang buruk karena ia membantumu beruban sebelum kamu beruban. Dan takutlah wanita-wanita karena mereka tidak mengajak kepada kebaikan dan berhati-hatilah kamu dalam memiliki mereka”.
Share:

Wanita Shalihah

Bismillahirrahmanirrahim 

Segala puji hanya dipersembahkan kepada Allah, Tuhan Yang Memelihara alam semesta. Akibat yang baik hanya bagi orang­orang yang bertakwa. Semoga Allah berkenan melimpahkan rahmat dan salam kepada penutup para nabi dan rasul pamungkas, pada segenap keluarga dan para sahabatnya.
Rasulullah saw. pun bersabda: “Kejahatan seorang wanita jahat adalah seperti jahatnya seribu orang jahat dari kaum lelaki. Kebaikan seorang wanita yang shalilah adalah seperti amalannya tujuh puluh orang-orang shiddiqin.” (Abu Syaikh)

Alim ulama mengatakan bahwa “Shiddiqin” adalah derajat para wali Allah. Hal ini menunjukkan ketinggian derajat seorang wanita yang shalihah. Kaum wanita memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap roda kehidupan dunia ini, bahkan terhadap kaum lelaki sekali pun. Ustadz Hasan Al Bana menulis bahwa wanitalah yang mewarnai kehidupan dengan corak yang nyata. Hal ini disebabkan karena wanita adalah pendidik utama yang memproduksi bangsa. Wanitalah yang menjadi penentu arah masyarakat.

Syekh Ibrahim Ali mengatakan bahwa seorang wanita jika sudah dominan dalam kehidupan pria, maka ia akan menjadi buah hati dan ruhnya. Bahkan akan menjadi segenap badan dan perasaan pria. Semua tindakan kebaikan atau kejahatan yang dilakukan oleh seorang pria, karena dorongan dari wanita.

Pikiran dan amalan para wanita muslimah akan ikut serta berhembus dengan angin, mengalir dengan air, menyatu dengan tanah tanpa memerlukan kendaraan untuk membawanya, tanpa memerlukan tenaga untuk mengangkutnya. Kebaikankah yang akan merebak, ataukah kejahatan? Semua bergantung kepada amalan para wanita.

Selanjutnya beliau mengatakan bahwa banyak ulama dan para tokoh bila tergoda oleh wanita, maka rusaklah perjalanan hidupnya. Hal itu bukan disebabkan karena kepandaian wnita lebih jauh dan lebih luas daripada lelaki, tetapi karena kekuatan ghaib titipan Allah dan daya pesona wanitalah yang mampu menggoncangkan pria.

Walaupun kaum wanita juga dikatakan sebagai fitnahm akan tetapi kata fitnah ini harus diartikan dengan maksud yang positif. Peringatan Allah agar berwaspada terhadap fitnah yang timbul dari wanita, sama eperti peringatan-Nya terhadap fitnah harta dan anak-anak, tidak berarti semuanya buruk dan jahat. Tetapi sebagai ungkapan bahwa sikap yang berlebihan dalam menggantungkan diri pada semua itu mencapai suatu batas yang dapat menimbulkan fitnah, dan lupa diri dari dzikrullah.

Disebabkan lemahnya usia dakwah, maka nilai dan keutamaan wanita telah menjadi kabur, bahkan sebagian besar dari kalangan wanita telah dislewengkan oleh syetan untuk menjadi pembantu-pembantunya dalam usaha kemungkaran. Dan dijauhkan dari nilai kemuliaan yang sebenarnya kepada deajat yang sangat rendah dan hina. Dan sangat sedikit di antara kaum wanita yang menyadari hakekat keutamaan yang ada pada diri mereka. Sabda Nabi saw : ”Permisalan wanita shalihah dari kalangan para wanita adalah seperti burung gagak hitam yang salah satu kakinya berwarna putih.” (Thabrani)

Ungkapan ini bermakna demikian sedikit wanita-wanita yang tergolong menjadi wanita shalihah. Hal ini dimaksudkan agar menjadi renungan dan penghisaban kaum wanita atas keselamatan dirinya sehingga akan berusaha dengan tenaga untuk mendapatkan kesempatan yang sedikit ini. Tanpa ada rasa pesimis ataupun kekhawatiran.

Sebagaimana kisah Aisah istri Fir’aun. Di tengah-tengah kaum yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya, ia tetap berpegang teguh kepada Allah AWT. Walaupun untuk menjaga keimanan tersebut, ia harus menerima kematian di tangan suaminya sendiri, yaiu Fir’aun la’natullau ‘alaihi. Sehingga atas keteguhannya ini Rasulallah saw. bersada bahwa wanita yang terbaik dan paling sempurna adalah Aisah istri Fir’aun dan Maryam. Bahkan Ibnu Qurtubi dan Hafizh Ibnu Hajarraha menganggap mereka berdua adalah Nabi Allah
Share:

Archives