31 Desember 2011

Sejarah Perayaan Tahun Baru Masehi

Tiap kali menjelang malam pergantian tahun (Kalender Masehi), milyaran  orang di penjuru dunia merayakannya. Tiupan terompet, pesta kembang api,  hingar bingar pertunjukkan musik, pesta pora di hotel-hotel berbintang  atau tempat wisata, hingga ucapan "Selamat Tahun Baru" atau "Happy New Year" berkumandang di mana-mana.
Tapi, tak banyak yang mengetahui sejarah di balik perayaan tahun baru  masehi ini. Apa sebenarnya dasar penentuan perayaan tahun baru.

Tahun baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM. Tidak  lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan  untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan  sejak abad ketujuh SM. Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar  dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskkitariyah, yang  menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi  matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir.
Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat  hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46  SM dimulai pada 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat  tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoritis  bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. Tidak lama  sebelum Caesar terbunuh di tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan  Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan  Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar Augustus,  menjadi bulan Agustus.

Saat ini, tahun baru 1 Januari telah dijadikan sebagai salah satu hari  suci umat Kristen. Namun kenyataannya, tahun baru sudah lama menjadi  tradisi sekuler yang menjadikannya sebagai hari libur umum nasional  untuk semua warga Dunia.
Pada mulanya perayaan ini dirayakan baik oleh orang Yahudi yang dihitung  sejak bulan baru pada akhir September. Selanjutnya menurut kalender  Julianus, tahun Romawi dimulai pada tanggal 1 Januari. Paus Gregorius  XIII mengubahnya menjadi 1 Januari pada tahun 1582 dan hingga kini  seluruh dunia merayakannya pada tanggal tersebut.

Tahun Masehi sebenarnya  berhubungan dengan keyakinan agama Kristen. Masehi adalah nama lain dari  Isa Al Masih. Menurut catatan Encarta Reference Library Premium 2005,  orang yang pertama membuat penanggalan kalender Masehi adalah seorang  kaisar Romawi yang terkenal bernama Gaisus Julius Caesar. Itu dibuat  pada 45 SM, jika menggunakan standar tahun yang dihitung mundur dari  kelahiran Yesus. Namun dalam perkembangannya, ada seorang pendeta Kristen bernama  Dionisius yang kemudian memanfaatkan penemuan kalender Julius Caesar  untuk diadobsi sebagai penanggalan yang didasarkan pada tahun kelahiran  Yesus Kristus. Itulah sebabnya penanggalan tahun setelah kelahiran Yesus  Kristus diberi tanda AD (bahasa Latin: Anno Domini yang berarti in the  year of our lord) alias Masehi. Sementara untuk jaman prasejarahnya  disematkan BC (Before Christ) alias SM (Sebelum Masehi). Kemudian Pope (Paus) Gregory III memoles kalender yang sebelumnya dengan  beberapa modifikasi dan kemudian mengukuhkannya sebagai sistem  penanggalan yang harus digunakan oleh seluruh Eropa, bahkan kini seluruh  negara di dunia dan berlaku umum bagi siapa saja. Kalender Gregorian  yang kita kenal sebagai kalender Masehi dibuat berdasarkan kelahiran  Yesus Kristus dalam keyakina Kristen;The Gregorian calendar is also  called the Christian calendar because it uses the birth of Jesus Christ  as a starting date;.

Keterangan dalam Encarta Reference Library  Premiun 2005. Di jaman Romawi, pesta ulang tahun baru adalah untuk menghormati Dewa  janus (Dewa yang digambarkan bermuka dua). Kemudian perayaan ini terus  dilestarikan dan menyebar ke Eropa pada abad permulaan Masehi. Seiring  muncul dan berkembangnya agama Kristen, akhirnya perayaan ini diwajibkan  oleh para pemimpin gereja sebagai suatu perayaan &satu paket  dengan hari Natal. Itulah mengapa ucapan Natal dan Tahun baru dijadikan  satu (Merry Christmas and Happy New Year

Perayaan Tahun Baru Zaman Dulu

Seperti kita ketahu, tradisi perayaan tahun baru di beberapa negara  terkait dengan ritual keagamaan atau kepercayaan mereka yang tentu saja  sangat bertentangan dengan Islam. Contohnya di Brazil. Pada tengah malam  setiap tanggal 1 Januari, orang-orang Brazil berbondong-bondong menuju  pantai dengan pakaian putih bersih. Mereka menaburkan bunga di laut,  mengubur mangga, pepaya dan semangka di pasir pantai sebagai  penghormatan terhadap sang dewa Lemanja—Dewa laut yang terkenal dalam  legenda negara Brazil.

Seperti halnya di Brazil, orang Romawi kuno pun saling memberikan hadiah  potongan dahan pohon suci untuk merayakan pergantian tahun. Belakangan,  mereka saling memberikan kacang atau koin lapis emas dengan gambar  Janus, dewa pintu dan semua permulaan. Menurut sejarah, bulan Januari  diambil dari nama dewa bermuka dua ini (satu muka menghadap ke depan dan  yang satu lagi menghadap ke belakang).

Sedangkan menurut kepercayaan orang Jerman, jika mereka makan sisa  hidangan pesta perayaan New Year’s Eve di tanggal 1 Januari, mereka  percaya tidak akan kekurangan pangan selama setahun penuh. Bagi orang  kristen yang mayoritas menghuni belahan benua Eropa, tahun baru masehi  dikaitkan dengan kelahiran Yesus Kristus atau Isa al-Masih, sehingga  agama Kristen sering disebut agama Masehi. Masa sebelum Yesus lahir pun  disebut tahun Sebelum Masehi (SM) dan sesudah Yesus lahir disebut tahun  Masehi.

Yunani, buah delima yang menurut orang yunani melambangkan kesuburan dan  kesuksesan ditebarkan di pintu rumah, kantor dan took took sebagai  simbol doa untuk mendapatkan kemakmuran sepanjang tahun. Italia, disalah  satu kotanya, tepatnya Naples, pada pukul 00 tepat pada malam  pergantian tahun, masyarakat disana akan membuang barang barang yang  sudah usang dan tidak terpakai di jalanan. Spanyol, masyarakat spanyol  tepat pada malam pergantian tahun akan memakan anggur sebanyak 12 biji,  jumlah yang hanya 12 melambangkan harapan selama 12 bulan kedepan.  Jepang, di jepang, masyarakat disana merayakan tahun barunya dengan  memakan 3 jenis makanan sebagai simbol yaitu telur ikan melambangkan  kemakmuran, ikan sarden asap melambangkan kesuburan tanah dan manisan  dari tumbuhan laut yang melambangkan perayaan.

Korea, pada malam  pergantian tahun masyarakat disana menikmati kaldu daging sapi yang  dicampur dengan potongan telur dadar dan kerupuk nasi atau yang biasa  disebut thuck gook.

Pada tanggal 1 Januari orang-orang Amerika mengunjungi sanak-saudara dan  teman-teman atau nonton televisi: Parade Bunga Tournament of Roses  sebelum lomba football Amerika Rose Bowl dilangsungkan di Kalifornia;  atau Orange Bowl di Florida; Cotton Bowl di Texas; atau Sugar Bowl di  Lousiana. Di Amerika Serikat, kebanyakan perayaan dilakukan malam  sebelum tahun baru, pada tanggal 31 Desember, di mana orang-orang pergi  ke pesta atau menonton program televisi dari Times Square di jantung  kota New York, di mana banyak orang berkumpul. Pada saat lonceng tengah  malam berbunyi, sirene dibunyikan, kembang api diledakkan dan  orang-orang meneriakkan ;Selamat Tahun Baru dan menyanyikan Auld Lang  Syne.Di negara-negara lain, termasuk Indonesia? Sama saja!

Perayaan tahun baru Masehi biasanya dirayakan sangat meriah bahkan ada  yang sengaja melupakan sejenak persoalan hidup yang berat untuk sekedar  merayakan pergantian tahun: old and new. Tradisi yang dilakukan selalu  rutin: meniup terompet dan menyalakan kembang api pada saat detik jarum  jam tepat di angka 12 atau pada jam digital menunjukkan kombinasi angka;00.00.

Share:

0 comments:

Posting Komentar

Archives